Senin, 07 April 2014
hukum rasio Ebbinghaus
Ebbinghaus mengemukakan hukumnya tentang rasio antara hal yang dipelajari dengan waktu yang digunakan untuk mempelajari hal-hal berikut : makin banyak hal yang harus dipelajari , makin banyak pula waktu yang diperlukan untuk mempelajarinya secara sebanding, hukum ini disebut hukum rasio Ebbinghaus.
Kurve Retensi Dari Ebbinghaus
Berikut adalah gambar dari kurve retensi dari Ebbinghaus
Terlihat
dari kurva di atas bahwa apa yang sudah dipelajari akan dilupakan. sebagai
awalan, banyak sekali hal-hal yng dilupakan sehingga membuat kurva merosot,
tetapi seiring berjalannya waktu, kemerosotan pada kurva tersebut berkurang
sehingga pada waktu tertentu tercapai sejumlah kata-kata yang diingat terus
untuk waktu yang lama. dengan kata lain, ada satu titik tertentu tercapai
jumlah yang konstan dari kata-kata yang diingat.
Dari penemuan-penemuan
di atas dapat dikatakan bahwa Ebbinghaus berpendirian bahwa proses mengingat
dan proses lupa terjadi secara otomatis (dengan sendirinya) dan mekanistis.
Karya-karya Ebbinghaus
adalah hasil dari kerja keras dan banyak eksperimen di laboratorium.
Ebbinghaus, bagaimanapun, menghabiskan banyak waktu tidak hanya di
laboratorium, tetapi mencari dana dan sumber-sumber keuangan untuk melanjutkan
penelitian dan membayar murid-muridnya. Waktu dan usahanya itu dihabiskan
dengan baik - hasil penghitungan risetnya hari ini sebagai kontribusi mendasar
untuk bidang psikologi. Dan Ebbinghaus dianggap sebagai pelopor dalam
penelitian memori.
Salah satu karya
Ebbinghaus yang terkemuka ialah Über das Gedächtnis" (1885), yang
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul "Memory:
Sebuah Kontribusi Psikologi Eksperimental" (1913) di mana dia
menjelaskan percobaan yang dilakukan pada dirinya untuk menggambarkan proses
belajar dan melupakan.
Memperkenalkan Hermann Ebbinghaus
Hermann Ebbinghaus adalah pioner
Jerman i bifang belajar. Ia lahir di Barmen pada tanggal 24 Januari 1850.
Ayahnya adalah Carl Ebbinghaus, seorang pedagang di kota Barmen dekat Bonn,
Jerman. Ia dibesarkan dalam tradisi Lutheran dan menjadi murid Gimnasium hingga
berumur 17 tahun. Pada tahun 1867, ia masuk Universitas Bonn dan kemudian ke
Berlin dan Halle. Walau minat utamanya adalah sejarah dan fiologi, ia secara
perlahan-lahan berminat juga pada filsafat. Ketika perang antara Perancis dan
Prusia pecah, ia bergabung dengan tentara Prusia. Pada musim semi tahun 1872,
ia meninggalkan tugas tentara untuk melanjutkan kuliah di Universitas Bonn. Ia
menyelesaikan tesisnya pada tahun 1873, dengan judul über die Hartmannsche
Philosophie des Unbewussten, dan meraih gelar Ph.D. pada tanggal 16 Agustus
1873.
Hermann
Ebbinghaus adalah dosen yang energik, antusias, fasih dan cerdas yang menjadi
profesor populer, sangat dihargai oleh dosen dan dicintai oleh siswa. Ia
menjadi gembira tentang masalah-masalah baru yang muncul dan mendorong diskusi
tersebut. Ebbinghaus secara luas dikenal dan reputasinya dibawa bahkan siswa
Amerika selama perjalanan mereka melalui Eropa ke Berlin. Cornell University
menawarkan posisi, Ebbinghaus namun lebih memilih untuk tetap di Eropa.
Pada tahun 1885, dia mempublikasikan
hasil penemuannya dalam satu volume kecil yang berjudul memory: A Contribution
to Experimental Psychology, tahun yang sama juga ua digelar profesor. Ia adalah
orang yang pertama melakukan penelitian eksperimental mengenai proses belajar
dan ingatan. Di Breslau, Ebbinghaus sekali lagu mendirikan sebuah laboratorium
psikologi. Tahun 1905, ia pindah ke Halle untuk menggantikan Alois Riehl, yang
pindah ke Berlin. Ia bertahan di sana sebagai profesor filsafat hingga
kematiannya pada tanggal 26 Februari tahun 1909.
Eksperimental Hermann Ebbinghaus
Hermann Ebbinghaus adalah orang yang pertama melakukan penelitian eksperimental mengenai proses belajar dan ingatan (memory). Dalam eksperimennya tentang ingatan, Ebbinghaus menggunakan obyek yang netral, yaitu kata-kata tak berarti (nonsense syllables). Sederetan kata-kata tak berarti ini diberikannya pada dirinya sendiri dan kemudian juga pada sejumlah percobaan lain untuk dibaca berulang-ulang dan diingat-ingat. Setelah benerapa saat, daftar kata-kata itu disingkirkan dan orang percobaan (termasuk dirinya sendiri) harus menyebutkan kembali sebanyak mungkin kata-kata tak berarti dalam daftar tadi. Banyaknya kata-kata tak berarti yang disebut dengan benar merupakan skor untuk mengukur daya ingat seseorang. Dari eksperimennya ini Ebbinghaus membuat kurve ingatan yang dikenal dengan nama "Kurve Retensi dari Ebbinghaus".
Langganan:
Postingan (Atom)